KOMPAS.com - Peredaran hoaks dan informasi menyesatkan
(misleading) begitu banyak di media sosial, tak terkecuali di Twitter. Platform
mikroblogging ini kini tengah menguji coba fitur baru untuk meredam persebaran
informasi sesat.
Nantinya, informasi atau kicauan misleading yang diunggah
politisi dan tokoh publik lain, akan diberi label warna oranye. Di dalamnya
akan tertulis keterangan bahwa "Laporan Komunitas Twitter mengidentidikasi
twit ini melanggar kebijakan komunitas karena memuat informasi yang sangat
menyesatkan. Peredaran twit ini akan dikurangi".
Label itu akan diikuti oleh pelurusan informasi yang telah
diverifikasi oleh tim cek fakta dan jurnalis dengan lencana bewarna hijau di
sisi kanan username. Dalam salah satu tangkapan layar yang dihimpun KompasTekno
dari Engagdet, Sabtu (22/2/2020), ada beberapa contoh penerapan fitur ini.
Salah satunya twit yang pernah diunggah politisi AS, Bernie Sanders tentang
penjualan senjata api di negaranya. Baca juga: Fitur Baru Twitter Permudah
Pengguna Bikin Thread Di bawah twit langsung tersemat label peringatan bahwa
twit tersebut menyesatkan.
Diikuti beberapa verifikasi dari tim cek fakta dan tautan
berita dari media. Lihat Foto Tangkapan layar fitur label informasi menyesatkan
di Twitter.(Engadget) Twitter mengatakan, fitur ini adalah salah satu
implementasi dari kebijakan anti-misinformation yang akan diterapkan mulai 5
Maret nanti. Pada tanggal tersebut, Twitter juga akan melarang konten bermuatan
deepfakes.
Deepfakes adalah teknologi yang memanfaatkan kecerdasan
buatan untuk mengubah wajah seseorang dalam video menjadi wajah orang lain,
semisal tokoh-tokoh besar. Teknologi ini juga cukup meresahkan karena bisa
memanipulasi informasi dan disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu.
"Kami mengeksplorasi berbagai cara untuk menangkal misinformasi dan
memberikan lebih banyak konteks untuk twit di Twitter," jelas perwakilan
Twitter.
Sperti Yang Tertulis Pada KOMPAS.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !